Jika Menikah, tetap kerja atau fokus menjadi Ibu Rumah Tangga?

Judul tersebut dilontarkan boss saya di kantor pagi ini. Hmmm.. *langsung garuk kepala hehe. Finally jawaban saya : tergantung dengan kondisi, apakah suami memberikan ijinnya kelak kepada saya atau tidak? Setiap pilihan pasti memiliki resiko ya dan kita tidak bisa pungkiri hal tersebut.

Jika tetap bekerja, yah asiknya ngumpul-ngumpul sama teman kantor, ketawa-ketiwi, punya banyak koneksi tapi disisi kurang meng-enak-annya kurang waktu bersama anak (jika sudah memiliki anak). Jika bekerja, setidaknya perempuan ikut andil dalam proteksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan spt suami diphk atau terjadi insiden (semoga gak ya).

Jika Fokus menjadi Ibu Rumah Tangga, punya banyak waktu bersama anak. Belajar dan bermain bersama. Mungkin bisa tiap hari ng-trip bareng anak yah melihat sunset atau bermain di pantai. Tetapi suatu saat akan merindukan suasana ramenya kantor hehe.

Untuk saya pribadi, saya mulai bekerja dari lulus SMK, 2 minggu setelah saya dinyatakan lulus alhamdulillah dapat kerjaan. Jika ditanya, selama ini saya betah banget ya kerja disana. Ya problematika pekerja pasti ada tetapi kita harus bisa mencari solusi yang tepat dan cepat. Problem tsb jangan dibawa berlarut-larut dan mengganggu kualitas kinerja kita. Jika bosan dan lelah, maka ambil cuti (refresh your mind).

Jadi bagaimana hening tetap kerja atau fokus menjadi Ibu Rumah Tangga?

đŸ˜€ menikah saja belom.. wkwkwk..

About heningsetyo

independent, cheerfull, hard worker, humble but occasionally mumble!

Posted on Februari 6, 2018, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar